Harga emas dunia melesat di pagi ini, bahkan nyaris menyentuh level US$ 1.900/troy ons. Penguatan logam mulia ini berpeluang masih akan berlanjut pekan depan. Sebab stimulus fiskal di Amerika Serikat (AS) yang dinanti-nanti selama ini kemungkinan besar akan cair. Secara Teknikal harga emas akan mengejar Resisten 1 di harga 1910/troyounce, jika tembus akan mengejar ke harga 1934/troyounce. Untuk support 1 di harga 1876/troyounce. Pergerakan harga emas di dukung dengan analisa fundamental tentang pelemahan mata uang dollar dan stimulus fiskal di AS.
Dolar Amerika Serikat (AS) rebound dari level terendah 2,5 tahun pada hari Jumat karena keraguan tentang kesepakatan stimulus COVID-19 AS dan negosiasi perdagangan Brexit yang menurunkan kepercayaan investor. Jumat lalu. Kongres AS belum dapat memenuhi tenggat waktu untuk menyetujui anggaran baru COVID-19 senilai $900 miliar dan sebagai gantinya mengesahkan anggaran sementara yang ketiga untuk menjaga pemerintah agar tidak shutdown. Sementara di Eropa kesepakatan perdagangan Brexit masih belum bisa tercapai. Kurangnya kemajuan dalam pembicaraan stimulus AS dan meningkatnya jumlah kematian COVID-19 global telah memicu pelarian dana ke safe-haven. Indeks dolar menguat 0,21% menjadi 90,180, setelah sempat jatuh ke 89,822, terendah sejak April 2018.

Dolar Kanada melemah ke level terendah 8 hari atas dolar AS pada hari Jumat karena ketidakpastian prospek anggaran virus korona AS dan data retail sales Kanada yang mngecewakan. Kedua sentimen tersebut mendorong aksi profit taking setelah penguatan tajam akhir-akhir. Pada hari Selasa, loonie mencapai level tertinggi 2,5 tahun pada level 1,2684. Namun setelah itu, turun dan ditutup turun 0,5% menjadi 1.2789 atas dolar AS, sekaligus mencatatkan penurunan mingguan pertama dalam dalam lima minggu.

Harga emas melemah pada hari Jumat setelah tiga hari kenaikan karena rebound dolar mengimbangi dukungan dari harapan dari paket stimulus fiskal AS. Harga emas spot emas turun 0,3% menjadi $ 1,880.11. Namun secara mingguan masih mencatatkan penguatan sebesar 2,2%.

Minyak ditutup di level tertinggi sembilan bulan pada hari Jumat, melengkapi kenaikan tujuh minggu berturut-turut karena investor fokus pada peluncuran vaksin COVID-19 dan penurunan dolar AS. Pfizer telah mengajukan permohonan persetujuan di Jepang untuk vaksinnya, yang juga digunakan di Inggris dan AS. Sedangkan Dolar AS rebound tipis pada hari Jumat, namun masih diperdagangkan dekat level terendah 2,5 tahun. Pelemahan Dolar membuat harga minyak dan komoditas lainnya menjadi lebih murah bagi pembeli yang menggunakan non dolar. Harga minyak juga terdongkrak oleh harapan tercapainya stimulus. Anggota parlemen AS bekerja bekerja keras untuk memenuhi tenggat waktu dalam menyetujui anggaran baru senilai $900 miliar untuk ekonomi yang dilanda pandemi, namun mungkin akan meloloskan RUU anggaran sementara untuk mencegah government shutdown. Terakhir, data EIA yang menunjukkan cadangan minyak AS turun melebihi ekspektasi turut mendorong sentimen.

Wall Street terkoreksi pada perdagang hari Jumat, namun tetap mencatatkan penguatan secara mingguan. Penurunan tersebut dipicu ketidakpastian seputar kesepakatan stimulus virus corona. Sementara itu, saham Tesla melonjak dalam perdagangan besar untuk mengantisipasi penambahan saham itu ke daftar S&P 500 pada pekan depan. Dalam sepekan, indeks S&P 500 naik 1,3%, Dow Jones naik 0,4% dan Nasdaq naik 3,1%.

Fokus Minggu ini : Vaksin, Stimulus, PDB Inggris & AS, Consumer Confidence Jerman & AS
Fokus pasar minggu ini akan tertuju pada reaksi pasar setelah Food and Drug Administratio (FDA) AS mengesahkan vaksin Moderna untuk penggunaan darurat. Kemudian perkembangan perundingan stimulus dan Brexit juga masih dinanti pasar. Sedangkan data-data ekonomi yang layak disimak antara lain; PDB Inggris dan AS kuartal ketiga, serta consumer confidence Jerman dan AS.
Fundamental AnalysisTechnical IndicatorsTrend Analysis

Powiązane publikacje

Wyłączenie odpowiedzialności