Tips Analisis Fundamental Saham Perbankan

Bank merupakan industri dengan kinerja paling konsisten di BEI setelah consumer goods, terbukti selama masa awal pandemi masih konsisten bagi bagi dividen sampai sekarang ditengah kondisi market yg kurang stabil. Perusahaan-perusahaan industri perbankan juga banyak nangkring di indeks LQ45, dimana LQ45 bisa dikatan sebagai motor pergerakan IHSG, jadi emiten industri perbakan sangat menjanjikan untuk diinvestasikan long term. Banyak hal yg perlu diperhatikan dalam screening atau menganalisis fundamental emiten perbakan, banyak rasio-rasio keuangan yg harus dihitung untuk mengklasifikasikan bank yg kita pilih dikatakan performanya bagus.

Okk sebelum melakukan analisis fundamental mari kita coba pahami bisnis model perbankan itu seperti apa!! Kalo temen2 sudah sering ngulik2 laporan keuangan pasti udah bisa bedain mana sisi aset dan liabilities. Aset bank terdiri dari sebagian besar persentasenya berasal dari kredit dan pinjaman, sedangkan liabilities atau kewajibanya terdiri dari tabungan atau himpunan dana dari pihak ketiga (DPK). Bank menerima dana dari masyarakat, dicatat sebagai kewajiban, dan menyalurkan dana tersebut sebagai pinjaman kepada kreditur yang merupakan aset bank. Nahh untuk keuntunganya sendiri berasal dari spread bunga, yaitu bank mengambil spread atau keuntungan antara selisih bunga kredit dan biaya dana (cost of fund). Bunga pinjaman lebih tinggi dari bunga tabungan, selisih tersebut menjadi sumber keuntungan bank, selain itu bank juga mendapatkan keuantungan dari fee transaksi nasabahnya. Jadi bank harus memiliki kemampuan dalam mengatur struktur modal atau kekuatan modalnya untuk menjaga kinerja rasio keuangan tetap stabil.

Ada beberapa hal yg perlu dipahami dalam menganalisis fundamental perbankan, yaitu :
1.Asset dan Laba (Profitabilitas)
2.Modal
3.Kualitas Kredit
4.Growth
Okkk mari kita bedah secara detail !!

PROFITABILITAS
Adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba atau profit dalam kurun waktu tertentu. Rasio yg kita gunakan dalam analisis fundamental perbankan kali ini adalah ROA,ROE dan NIM.
1.ROA (return on asset) adalah rasio yg digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan aktiva atau asset perusahaan untuk menghasilkan laba. ROA = laba bersih setelah pajak/ total aktiva x 100%, makin besar dan bertembuh nilai ROA menandakan perusahaan tersebut dalam kinerja yg baik. Dalam hal ini ROA yg mengalami growth tiap tahunya mencerminkan kemampuan perbankan menyalurkan kredit dan pinjaman dengan baik.
2.ROE (return on equity) adalah rasio yg mengukur perbandingan modal yg digunakan perusahaan untuk menghasilkan laba. ROA = laba bersih setelah pajak / total ekuitas. Untuk perusahaan sekelas blue chip nilai ROE yg bagus berkisar diatas 10-20%.
3.NIM (net interest margin) adalah selisih antara bunga kredit dan bunga simpanan (cost of fund). Salah satu model bisnis perbankan adalah menghasilkan keuntungan dari selisih bunga kredit dan bunga tabungan atau simpanan. Bank yang bisa mempertahankan NIM secara stabil akan bisa menghasilkan profit yang yang konsisten. Sebaliknya, jika NIM turun, bank bisa dipastikan akan menghadapi turunnya profit. NIM= Net income / aktiva produktif x 100% (aktiva produktif adalah aktiva yg menghasilkan pendapatan).

MODAL
Aspek modal merupakan komponen penting dalam industri perbankan, modal menunjukkan kemampuan bank dalam menghadapi tekanan ekonomi pada saat krisis. Cara mengukur kuat tidaknya permodalan adalah melihat tingkat CAR.
1.CAR (capital adequacy ratio) atau rasio kecukupan modal CAR menunjukkan kemampuan perbankan dalam menyediakan dana yang digunakan untuk mengatasi kemungkinan risiko kerugian, rasio ini penting untuk melindungi nasabah. Modal yg harus disediakan bank tergantung pada jumlah asetnya. CAR = Modal / Aktiva tertimbang menurut resiko x 100% (aktiva tertimbang menurut resiko adalah aset sebuah bank yg memiliki profil resiko, contohnya seperti resiko kredit, resiko pasar dan operasional).
Semakin besar nilai rasio CAR, maka semakin kuat modal bank tersebut, Kuat tidaknya posisi modal sebuah bank menentukan kemampuan bank yang bersangkutan dalam berekspansi menarik dana pihak ketiga (DPK) dan menyalurkanya kembali dalam bentuk kredit. Bank Indonesia menetapkan CAR minimum 8%, apabila rasio CAR sebuah bank dibawah 8% maka bank tersebut boleh dibilang sudah tidak bisa meningkatkan DPK-nya, atau dengan kata lain sudah tidak bisa berekspansi, nilai rasio CAR yg baik adalah diatas 8% sekitar 15-20%.

KUALITAS KREDIT
Bank harus memastikan dana atau pinjaman yang disalurkan dibayar oleh peminjam. Jika pinjaman gagal bayar maka akan menjadi kerugian buat bank. Ada beberapa rasio yg dipergunakan untuk mengukur kinerja bank dalam mengatasi kredit macet.
1.NPL (non performing loan) adalah indikator yg digunakan untuk mengukur kualitas kredit bank. NPL= Kredit bermasalah / total kredit x 100% semakin besar NPL , maka semakin jelek bank-nya karena jumlah kredit macetnya semakin besar, nahh batasan BI menetapkan batasan NPL adalah max 5%.
2.LDR (loan to deposit ratio) rasio yg digunakan untuk mengukur likuiditas bank. Nahhh yg dimaksud likuiditas disini adalah bank harus memiliki ketersediaan dana yg cukup apabila sewaktu-waktu nasabah dengan jumlah dana besar mencairkan uang dan jumlah dana yg disalurkan bank dalam bentuk kredit jumlahnya tidak boleh melebihi yg disetor DPK hal inilah yg menyebabkan timbulnya resiko likuiditas. LDR= Kredit yg disalurkan / DPK x100%. semakin besar angka LDR maka semakin bagus berarti bank yang bersangkutan memiliki kemampuan dalam menyalurkan kreditnya secara maksimal,akan tetapi nilai LDR yang mendekati 100% juga berbahaya,artinya hampir semua dana pihak ketiga sudah digunakan untuk penyaluran kredit, disisi lain jika LDR nilainya terlalu rendah katakanlah dibawah 70%, maka itu nggak bagus jg, ini berarti bank yang bersangkutan terbilang malas dalam menyalurkan kredit. Jadi guyss nilai LDR yg bagus adalah bisa dipertahankan di bawah 90% tetapi pertumbuhan kredit tetap tinggi. Menunjukkan bahwa bank mampu mengumpulkan dana pihak ketiga yang cukup memadai untuk mengimbangi kenaikan kredit.

GROWTH
Bank yang kinerjanya baik tentunya adalah yang memiliki rasio yg bertumbuh, yakni modal serta laba bersihnya naik. Semakin besar persentase kenaikannya, maka semakin bagus.
1.Nilai ROA pastikan naik setiap kuartalnya kisaran diatas 1-5%
2.Nilai ROE pastikan juga kisaran 15-20% bertumbuh tiap tahunya apabila bank nya termasuk bluechip, 10-15% apabila emitenya termasuk saham second liner.
3.Yang tidak kalah penting you guysss must make sure Total asset dan total equity bertumbuh juga.

Naahh guyss katakanlah kalian udah menyeleksi dan mendapatkan hasil beberapa bank yg pengen kalian beli sahamnya tapi masih bingung pilihhhh yg mana dan harus pilih 1 karena modal pas pasan dan juga punya saham inceran industri lain. Jgnnn khawatir kalian tinggal bandingin aja valuasinya guys make rasio ini:
1.PBV
2.PER
Makin kecil nilainya makin bagussss. Detail cara ngitungnya sudah saya buat di artikel sebelumnya.

Disclaimer: kalo kalian hitung sendiri rasionya lebih baguss tapi pusiing kalo buat yg belum biasa baca laporan keuangan, kalo males ngitung bisa liat di aplikasi sekuritas atau RTI hheehe!






Fundamental AnalysisGrowthValue

Również na:

Wyłączenie odpowiedzialności